Arrow

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////


Diduga Oknum Polisi Peras Supir Truk

Posted by Unknown ~ on ~ 0 comments


Diperkirakan Pelaku Bisa Meraup Uang  Rp20 Juta Permalam

Pekanbaru,(Global)
Tindakan oknum kepolisian kembali mencoreng institusinya, tindakan kali ini dilakukan salah satu oknum polisi yang diduga telah  memeras seorang sopir truk di sekitar Jalan Pekanbaru-Padang.

Dibeberapa titik tertentu seperti di Tanjung Alai, hampir setiap malam polisi menyetop setiap truk yang lewat. Tidak lain dan tidak bukan, tujuannya meminta uang kepada sopir truk. Setiap truk lewat yang lewat, si sopir harus merogoh kocek Rp 10 ribu. Dari perjalanan Pekanbaru menuju tapal batas Sumbar -Riau, sekurang-kurangnya ada 3 titik oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap sopir.

"Ada 3 kali pungutan oleh polisi setiap kali saya pulang atau datang mengantarkan Semen ke Pekanbaru. Padahal itu tanpa ada rambu-rambu razia dan juga tidak ada aturan  lalu lintas yang dilanggar. Untuk pungli polisi saja habis dana Rp60 ribu pulang-pergi,"ungkap Mukhlis, salah satu supir truk yang mengalami pemalakan dari oknum polisi kepada wartawan, Rabu (2/1) di Panam, Pekanbaru.

Dikatakannya, disinyalir oknum polisi tersebut bisa mencapai hasil pungutan terhadap sopir Rp20 juta per malam. Pasalnya, setiap malam hampir 500 truk melintasi Jalan Pekanbaru-Padang.

"Kalikan saja satu truk Rp60ribu dengan jumlah truk yang lewat. Ya, saya kira tak kurang Rp 20 juta mereka dapat setiap malam,"katanya.

Dia juga menyampaikan, keluhan para sopir kepada wartawan bahkan mereka berharap, pemerasan oknum polisi itu jangan rutin setiap malam.

"Kami bukan punya banyak duit. Gaji kami tak lebih dari Rp 200 ribu bahkan itu kadang untuk seminggu. Kami juga punya anak-anak yang harus kami nafkahi. Jadi tolonglah, jangan lagi ada polisi membanggakan seragamnya untuk memeras kami,"ungkap Mukhlis didampingi teman-temannya.

Hal itu juga disampaikan Ridwan, seorang sopir truk dari Padang ke Pekanbaru. Menurutnya, Polisi sering memungut biaya pada malam hari, baik menuju Sumbar maupun truk yang menuju Pekanbaru. Setidaknya, ada 3 titik rawan pungutan, yakni di tanjung alai, rantau berangin, dan perbatasan.

"Saya sering kena. Kadang polisi menyetop truk yang saya bawa, dengan alasan razia. Padahal tanda-tanda razia tak ada. Mereka menghardik, dengan memintai surat menyurat kendaraan. Padahal kami lengkap. Akhirnya dia minta Rp10 rbu kemudian baru menuruh kami jalan,"kata Ridwan.

Lebih lanjut, Ridwan berharap agar hal tersebut dicegah oleh komandannya. Untuk melaporkan kejadian tersebut, para sopir mengaku tidak berani, sehingga dia memilih menceritakan kejadian yang menimpanya kepada wartawan untuk bercerita.

"Kami tentu tak mungkin menghadap polisi mengadukan ini. Maka, medialah yang akan menyuarakan nasib yang kami alami. Meskipun sopir truk, tapi kami juga butuh keadilan hukum,"tegas ridwan.(Ly)


Related Posts

No comments: