Pengawasan Jarang Sekali Masuk Desa
Meranti,(Global)
Ternyata teramat mahal harga pengawasan dan langka keberadaannya di Kabupaten Kepuluan Meranti , sering kali menjadi pemicu manakala persoalan muncul mengingat struktur tanah terdiri dari rawa dan gambut ketika proyek diproyeksikan ketengah masyarakat tingkat pengawsan tidak pernah dilakukan berakhir pada timbulnya kecurangan oleh kontraktor.
Hanya bertuliskan tingkatkan pengawasan dari instansi terkait, namun dilapangan ceritanya berbeda justru melahirkan kalimat tanpa makna ini dirasakan bagi pengemban tugas pengawasan. sulit berintraksi dengan baik ada aturan dan ketentuan dilanggar terpaksa dibiarkan saja agar mendapat pujian dari atasan ( Penguasa)
Pengejaan Proyek di Kabupaten Kep. Meranti berjalan sekehendak hati, pembuatan jalan semenisasi tidak sampai seumuran jagung sudah rusak disana sini dimana kualitas dari suatu proyek tidak pernah dipertahankan dengan baik, kwantitas proyek dikejar juga tidak dipersoalakan yang tidak dilakukan pengawasan memang itu kehendak dari kontraktor .
Dan rona pengawasan di Kabupaten Kep. Meranti tidak ubahnya seperti main petak umpat jalan yang dibangun rusak parah sudah luar biasa ditambah beban dengan isian gerobak pengangkut hasil tani dan kayu hasil pembalakan liar ikut andil mempercepat hancurnya jalan, demikian disampaikan Udin , warga Desa Teluk Samak ketika dikomfirmasi melalui HP, Sabtu ( 29/12 ). Disebutkan Udin, semuakan tahu kalau tanah kita disini bukan dari perbukitan jika pengerjaan suatu proyek tidak benar hanya kejar keuntungan jadinya seperti ini.
Dilanjutkannya lagi, apa bila pengawasan tidak berjalan jangan diharapkan pengerjaan suatu proyek bisa berhasil dan dirasakan manfaatnya oleh warga contohnya Jalan yang berada di Desa Teluk Samak sendiri dari pangkal sampai ujung jalan semuanya rusak. Kalau kita tidak hati-hati bisa memakan korban terlebih besinya tumbuh ditengah-tengah jalan, semoga saja Pemerintah punya perhatian menimbang kalau yang namanya desa jarang sekali dikunjungi para pejabat, pungkas Udin sambil berharap. ( Rd)
No comments:
Post a Comment