Karimun,(Global)
Tidak pernah terbayangkan akhirnya masa suram datang menyelimuti kehidupan dan keluarga beberapa orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dijajaran Pemkab Karimun dimana terpaksa merelakan kursi empuknya berpindah tangan kepegawai lain. Ternyata senjata pemungkas dari Menteri Dalam Negeri berupa Surat Edaran ( SE ) ditanda tangani oleh Gamawan Fauzi menjadi malapetaka bagi pegawai tersandung kasus korupsi dan pernah menjalani hukuman serta memperdalam ilmu keliru yang menemui ajal dengan mendekam dibalik jeruji besi diseluruh Indonesia termasuk Kabupaten Karimun Kepri, ikut merasakan Surat Sakti tersebut.
Tentunya hal ini menjadi pembelajaran teramat mahal nilainya bagi bawahan ataupun pegawai sentiasa siap pasang badan alias tumbal birokrasi dan politik busuk, menjijikan dan tidak terhormat sekaligus pembunuhan karakter seseorang dan memberikan citra buruk dalam kelurga besar sikorban tidak ada yang dapat dibuat dan dikerjakan selain menjadi pegawai biasa tanpa jabatan serta menerima gaji bulanan tok disesuaikan dengan golongan dan kepangkatan.
Ketika langkah terhenti akan timbul pertanyaan mendasar dimana pemimpin berada, akankah ikut merenungi dalam-dalam nasib menimpa sipembela, apa yang dapat diperbuat …???. Selain kata ucapan selamat jalan kawan “ Maaf hamba masih jadi pimpinan “ inilah uniknya akhir dari perjalanan suatu kasus PT. Saipem. Lahan sebelah Barat telah memakan korban . Tetapi tidak demikian lahan sebelah Selatan siapa korban berikutnya…???.
Ternyata ditahun 2012 ini, telah merubah warna baru tidak hanya terjadi pergantian kabinet Bupati Karimun Nurdin, cukup tragis , menyedihkan serba- serbi tidak mengenakan sudah menjalankan hukuman tersingkir dari jabatan itulah yang dirasakan saat ini, tutur Raja Boyak Kepala Biro Investigasi Inteljen LMR-RI Komda Kabupaten Karimun saat dikomfirmasi media online www.riau-global.com dikediamannya Jalan Bukit Senang Karimun, Sabtu ( 29/12 ).
Kesemuanya itu merupakan ujian dari Tuhan perlu dicermati bukan keluh kesah Tuhan menyadarkan manusia dengan berbagai cara tanpa kita ketahui, kata Boyak.
Ditegasknya lagi , apa bila kita menerima suatu jabatan dari rasa tidak jujur jauh dari benar awalnya terasa indah serba mengasyikan tentunya bersifat sementara photocopy tidak abadi tetapi disukuri ini adalah teguran jangan sampai terjerumus kelobang yang sama, paparnya menyudahi. ( Mas )
No comments:
Post a Comment