Batam,(Global)
Masa depan perkotaan Indonesia dipastikan menghadapi tantangan besar. Pasalnya, otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan akan membawa pada pertumbuhan kota-kota baru. Salah satunya, berpengaruh pada sistessm pertransportasian di Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut, kota-kota di Indonesia termasuk Kota Batam harus memikirkan sistem transportasi berkelanjutan karena kelancaran transportasi berdampak langsung pada perkembangan ekonomi.
Transportasi umum memegang peran dalam menciptakan transportasi berkelanjutan. Transportasi umum harus mampu menjadi solusi kemacetan dengan memobilisasi masyarakat untuk beralih dari kendaraan priba ke transportasi umum. Dengan berkurangnya mobilitas kendaraan pribadi ditambah dengan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan, transportasi umum bisa dijadikan sebagai pionir gerakan transportasi berkelanjutan.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan, ada empat isu yang berkaitan dengan sistem transportasi di Batam. Pertama, jalan arteri di Batam dibangun empat puluh tahun yang lalu oleh Otorita Batam (OB) yang sekarang menjadi Badan Pengusahaan (BP ). Umur jalan yang sudah sangat tua, memuat jalan di Batam sudah banyak yang mengalami penurunan kualitas.
Kedua, tingginya jumlah transportasi di Batam sehingga pada jam-jam tertentu menyebabkan kemacetan.
“Hal ini membuat unsur Muspida Batam membuat tim untuk pengendalian kendaraan yang masuk Batam,” ungkap Dahlan dalam acara persentasi Pilot Project Indonesia Suistainable Urban Transport Initiative (Indosutri) oleh Kementrian Pekerjaan Umum, Jum’at (28/12) lalu yang dilangsungkan di lantai V kantor Walikota Batam.
Selain itu, papar Dahlan, isu ketiga yakni sistem pertransportasian di Indonesia masih didominasi kendaraan pribadi. Dan Keempat, masalah lingkungan terutama polusi akibat emisi gas buangan.
“Memang kualitas udara Batam masih baik, namun lama kelamaan dengan penambahan jumlah kendaraan, penebangan pohon dan industri tentu akan mengurangi kualitas udara di Batam,” jelasnya lagi.
Sementara itu Staf Ahli Menteri PU, Wendy Aritonang mengatakan, memang saat ini, masalah transportasi Batam belum sepelik Jakarta.. Namun, apabila dibiarkan, masalah tersebut akan semakin kompleks. Banyak dan padatnya penduduk kota besar langsung bersinggungan dengan transportasi.
“Sedikit saja terjadi pengabaian dan kelalaian pada sektor ini, ekonomi bisa tumbang, lalu lintas menjadi ruwet, serta kesehatan, keselamatan dan kenyamanan masyarakat menjadi terancam,” kata Wendy A.
Dipaparkan Staf Menteri PU RI itu, banyaknya kendaraan juga menimbulkan masalah kesehatan sebagai dampak dari gas buang kendaraan.
Jika menilik dari aspek lingkungan hidup, maka kebijakan sektor transportasi yang dapat mengurangi emisi, penggunaan BBM ramah lingkungan dan juga kendaraan hemat BBM akan menjadikan sektor transportasi sebagai pionir penyelamat lingkungan. ”Tiga (3) Kota dipilih sebagai percontohan program ini yakni Medan, Batam dan Manado,” imbuh. (Hum/Hen)
No comments:
Post a Comment