Teks Foto : Para Pedagang yang tergabung di Ikatan Pedagang Pasar Sukaramai (IPPS) Bengkalis berkumpul di Pasar Sukaramai, mereka menolak rencana pengoperasian Bazar Ramadhan di Pasir Pantai Andam Dewi mejelang lebaran nantinya. Tampak Ketua IPPS Bengkalis Azhar bersama para pedagang, Jumat (27/7)
Jika Buka, IPPSB Ancam Tak Bayar Retribusi
Bengkalis,(Global)
Ratusan pedagang yang beroperasi di Pasar Sukaramai, Jalan Jend. Sudirman-Bengkalis secara blak-blakan menolak rencana diadakannya bazar Ramadhan di Pasir Pantai Andam Dewi. Penolakan cukup beralasan, para pedagang di Pasar Sukaramai tidak ingin keberadaan Bazar Ramadhan mempengaruhi mata pencaharian mereka.
Hal itu diutarakan langsung Ketua Ikatan Pedagang Pasar Sukaramai (IPPS) Bengkalis Azhar, Jumat (27/7) kemarin kepada wartawan saat berada di Pasar Sukaramai. Ia menilai, rencana diadakannya Bazar Ramadhan dilokasi Pasir Pantai Andam Dewi pada tanggal 3 Agustus mendatang mendapat penolakan dari seluruh pedagang yang ada dipasar Sukaramai.
“Pedagang disini semuanya menolak, ada sekitar 200 an pedagang yang tidak setuju dengan diadakan Bazar Ramadhan di Pasir Pantai Andam Dewi nantinya. Termasuk pedagang Toko-Toko disepanjang Jalan Jend. Sudirman ini, dan kita dari persatuan pedagang juga sudah menyurati penolakan secara resmi ke Dinas Pasar, dan ditembusankan ke Wakil Bupati serta Ketua DPRD Bengkalis,”tersang Azhar.
Dikatakan Azhar, Bazar Ramadhan tahun lalu juga dilaksanakan. Tahun sebelumnya juga sudah pernah mengadukan hal ini ke Wakil Bupati, namun tetap tidak mendapat respon dari pemerintah, dan justru pemerintah sendiri yang memberi izin pengoperasian Bazar Ramadhan di Pasir Pantai Andam Dewi, tanpa meminta persetujuan, dari pedagang pasar Sukaramai yang notabene adalah pedagang lokal Bengkalis, yang setiap bulan menyumbangkan Pendapataan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi.
“Apaguna kita setiap bulan membayar retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah. Justru kami-kami ini yang sebagai pelaksana Perda Nomor 12 dan 13 Tahun 2011. Mulai dari membayar 40 ribu – 250 ribu perbulan untuk biaya sewa bangunan, dan distribusi pelayanan yang dulunya Rp 10 ribu, sekarang naik Rp 20 ribu. Sementara pedagang yang akan menempati Bazar Ramadhan itu nantinya adalah pedagang luar yang hanya berjualan sesaat, kami merasa kami-kami disini ini justru diproyekkan oleh pemerintah,”kata Azhar lagi.
Sementara itu, salah seorang pedagang Rukiah (61) mengaku dengan dibukanya Bazar Ramadhan nantinya, secara tidak langsung akan mematikan pasar Sukaramai yang sejatinya Pasar yang ditempati oleh warga Bengkalis. Khususnya mengenai masalah omset atau pendapatan selama Ramadhan, karena rata-rata para pedagang di Pasar Sukaramai mengharapkan pinjaman mereka di Bank tertutupi selama berjualan dibulan Ramadhan.
Rukiah, yang hampir sekitar 40 tahun menempati kios di Pasar Sukaramai itu dengan raut muka sedih, berharap ada kebijakan Pemerintah daerah untuk tidak membuka atau tidak memberikan izin pengoperasian Bazar Ramadhan di Pasir Pantai Andam Dewi. Spontan Rukiah mengaku, jika Bazar Ramadhan dibuka, maka utang-utang atau pinjaman usaha di Perbankan tidak akan tertutupi dengan banjirnya pedagang musiman dari luar Bengkalis.
“Yang akan berjualan di Bazar Ramadhan itu ibaratnya, hanya pedagang musiman saja. Waktu berjualan hanya dibulan Ramadhan, sementara kami disini hampir setiap hari berjualan. Bantu kami nak, dari mana lagi bisa menutupi pinjaman Bank, kalau tidak beroperasi penuh dibulan Ramadhan, dan terutama menjelang lebaran nantinya,”tuturnya sembari meneteskan air mata dihadapan wartawan.
Rukiah yang sudah dianggap sesepuh para pedagang di Pasar Sukaramai ini juga mengatakan, hampir rata-rata para pedagang yang beroperasi di Pasar Sukaramai mengharapkan pinjaman perbankan untuk usaha miliki terlunasi dibulan Ramadhan ini. “Hampir seluruh pedagang disini punya pinjaman di Bank, nah seandainya omset yang kami dapatkan menurun dan tak sesuai dengan pinjaman, tentunya kami pedagang disini akan mengalami kerugian yang cukup besar, maka itu saya berani jujur, karena kondisi saat ini berbeda dengan kondisi dahulunya,”pungkasnya.(Rgc-di)
No comments:
Post a Comment