Siak,(Global)
Hujan yang terjadi
pagi Senin kemaren menyebabkan banjir makin meluas, di Benteng Hilir
Kecamatan Mempura banjir masuk hampir ke semua rumah
warga. Untuk sementara jalan menjadi tempat pengungsian yang aman.
Ditempat
tersebut, karet dan sawit menjadi penghasilan utama, namun akibat
dalamnya air buah sawitpun tak bisa di panen, akibatnya aktifitas warga
lumpuh total. Warga mengaku banjir sudah terjadi selama 2 minggu
menggenangi halamannya, akibat hujan kemarin ditambah naiknya air pasang
air makin meluas hingga masuk ke dapur dan ruang tamu mereka.
Irum (30) warga Benteng Hlir mengaku dari tanggal 20
November kemaren dirinya tidak bisa mengambil hasil getah (motong),
karena kebun getah terendam banjir. Saat ini Irum dan tetangganya
terpaksa mengungsi, termasuk anak sekolah yang ngekos di sekitar SMK 1
juga ikut mengungsi.
Hal senada disampaikan Nurbiah (52)
seorang pekerja motong/melait getah, sudah dua minggu Nurbiah tidak bisa
bekerja, sementara penghasilan utamanya adalah mencari upahan mencari
getah. Sambil menunggu air surut dan bisa bekerja, Nurbiah sangat
mengaharapkan perhatian pemerintah setempat untuk memberikan bantuan,
hal ini karena stok bahan makanannya sudah menipis.
"Banjir
pertama tanggal 20, mulai itu kita tidak bisa motong karena kebun
getahnya banjir. Dengan itu tentu kita tidak dapat penghasilan, saya
berharap pemerintah cepat memperhatikan kita, karena kita sekarang sudah
kesulitan mencari makan," jelas Nurbiah.
Tendapun terpaksa
didirikan warga di tengah jalan, karena jalan merupakan dataran yang
paling tinggi. Terdapat tiga tenda yang berdiri dengan terpisah, tenda
satu dan yang lainnya berjarak sekitar 200 meter. Peralatan masak
seperti kompor gas, kuali dan peralatan lainnya seperti meja dan kursi
melengkapi fasilitas tenda pengungsian warga.
Karena tidak
ada kegiatan yang bisa dikerjakan, terlihat beberapa titik ibuk-ibuk
yang ngumpul duduk di tengah jalan, sementara bapak-bapak mengumpul
ditenda sambil berharap air segera surut dan bisa kembali kerumah
mereka.
Seperti Heru (35) warga setempat, bermain domino
adalah salah satuhal yang bisa dikerjakan untuk membuang suntuk, dari
pada bermenung karena tidak ada yang bisa dikerjakan, Heru memilih
berkumpul ditenda dengan teman-temannya.
"Tadi pagi kita nangkap
ikan pakai jaring, ikannya kita jual buat beli indomie dan dimasak
ditenda. Sekarang kita maen domino ditenda bukan karena senang, tak ada
lagi yang bisa dikerjakan, dari pada menong tentu lebih baik ngumpul
sama kawan-kawan," Pungkas Heru.
Banjir juga terjadi di
Benteng Hulu, halaman rumah di pinggir jalan Sapta Taruna banjir sedalam
1 meter. Namun warga belum mengunsi karena rumahnya rata-rata panggung
tinggi sehingga air belum masuk ke rumah mereka. Tumrob (43) warga
Benteng Hulu RT/RW 08/04 mengatakan bahwa pemerintah lamban mengatasi
banjir, sebelumnya Tumrob bersama warga lainnya sudah mendatangi kantor
camat untuk menyampaikan agar kanal sepanjang jalan sudirman untuk
segera dibersihkan. Usaha Tumrob menemui camat tidak berhasil, sementara
besar dan kedalaman kanal tidak mungkin bisa dikerjakan masyarakat
dengan peralatan seadanya.
"Sudah dua minggu halaman kita
kebanjiran, air lama surut. Minggu saya sama masyarakat mendatangi camat
meminta kanal sepanjang jalan sudirman menuju sungai untuk dibersihkan,
kalau itu dibersihkan meskipun banjir tentunya cepat
kering. Namun kita tidak ketemu camat, sekcam yang turun memantau
banjir. Sekarang air sudah dalam seperti ini belum juga datang alat
berat, kabarnya alat masih bekerja di pinggir sana dan nanti mau pindah
ke sini," jelas Tumrob.
Di Benteng Hilir, karet dan sawit juga
merupakan hasil utama warga, dengan itu tentu saja mereka tidak bisa
mengambil hasil taninya. Untung saja beberapa rumah yang memiliki batang
rambutan saat ini sedang panen, sehingga bisa buat menyambung
perekonomian mereka.
"Untung saja sekarang rambutan sedang masak, jadi kita bisa menjual rambutan di pinggir jalan," pungkas Tumrob. (indra)
No comments:
Post a Comment