Karimun,(Global)
Setengah hati melakukan pengawasan dari berbagai Instasi di Kabupaten Karimun atas kerusakan disebabkan ulah tangan jahil manusia semenjak ditemukannya Timah ( Mineral Logam ) di Kepulauan Karimun besar yang kini menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI) kini hanya meninggalkan kenang-kenangan yang tidak terlupakan bagi generasi mendatang.
Begitu ganasanya eksplorasi dan eksploitasi mengambil hasil dari dalam perut bumi Pulau Karimun besar menjadikan beberapa wilayah penambangan tercabik-cabik dan terjadi kawah-kawah raksasa yang menganga tanpa bisa direklamasi kembali.
Tidak hanya sampai disini hengkangnya PN. Tambang Timah ke Prayun Kundur juga melakukan aktivitas yang sama yang sekarang menjadi PT.(PERSERO )Tambang Timah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kabupaten Karimun, Kabupaten Karimun dengan deretan perbukitan juga ikut menjadi korban pertambangan batu Granite yang dilakukan oleh perusahaan tambang Granite menjadikan pemandangan tidak lagi hijau melainkan gersang dan tandus seperti anak gadis tanpa busana bahkan ada perusahaan dengan sengaja melakukan pemblastingan (Peledakan ) batu Granite dikawasan Hutan Lindung beberapa tahun silam.
Kata-kata yang pantas untuk disebutkan, "Keluar dari mulut Harimau masuk kemulut Buaya" laut Kabupaten Karimun juga menanggung nasib sama tidak terlepas dari perburuan pasir Timah (Mineral Logam) beroperasinya Kapal Isap Produksi (KIP) Timah dan Kapal Keruk milik Negara , dan Kapal Isap Produksi (KIP) Timah milik Pengusaha Swasta terkesan tidak ada kepedulian rusaknya habitat dan ekosistem laut serta pemcemaran yang berdampak buruk bagi hidup dan kehidupan Generasi mendatang.
Dari historis panjang sejarah pertambangan di Kabupaten Karimun tentunya akan menjadi pertanyaan generasi mendatang, apakah ini hasil yang ditinggalkan oleh pemimpin yang lalu, ini juga menjadi pelajaran bahwa yang menghabiskan Sumber Daya Alam (SDA) Kabupaten Karimun bukanlah bangsa lain melainkan bangsa sendiri akan tetapi pemimpin saat ini dengan kekuasaan serta menghalalkan segala cara.
Tanpa belas kasih belum tentu hasil selama ini dinikmati oleh masyarakat ternyata banyak masyarakat miskin di pulau-pulau yang tersebar di Kabupaten Karimun.
Salah seorang warga Sungai Lakam, Hen (40) ketika ditemui awak media on line www. Riau- global com. Kamis (29/11) jam. 10.40 wib, dikediamanya mengatakan kalau saja kekayaan alam Karimun dikelola dengan benar dan secara propesional hasilnya untuk kepentingan masyarakat “ MISKIN “ untuk dibuatkan usaha setidak-tidaknya menjadi penguatan ekonomi masyarakat ( Pertumbuhan Ekonomi ).
Sehingga masyarakat miskin lepas dari jeratan dan belenggu kemiskinan tersebut, ujar Hen.
Tambahnya lagi , Pemerintah Daerah harus memikirkan dan berbuat yang terbaik untuk masyarakat dan jangan ajarkan masyarakat menjadi pengemis dirumah sendiri, dengan kekayaan alam yang ada wajar dan cukup pantas kalau Pemerintah Daerah dapat mensejahterakan masyarakat secara bertahap, tuturnya, (Mas )
No comments:
Post a Comment