Minta Perhatian Bupati, Sekda Terima Aspirasi
Bengkalis,(Global)
Ratusan massa kontraktor lokal yang tergabung dalam lintas asosiasi kontraktor di Bengkalis menggelar aksi demo secara besar-besaran dihalaman kantor Bupati Bengkalis, Kamis (26/7) kemarin.
Sebelum melakukan orasinya, massa kontraktor lokal Bengkalis tersebut melakukan long march dari Jalan A Yani-Bengkalis tepatnya didepan kantor Gapeknas Bengkalis.
Sejumlah spanduk dan kertas bertuliskan masalah sejumlah proyek dan waktu kerja proyek di Bengkalis, serta kuatnya peran tim sukses dalam campur tangan proyek, menjadi bahan orasi mereka saat long march menuju kantor Bupati.
Sementara kawalan dari aparat kepolisian lengkap dan Satpol PP cukup ketet. Sebelum memasuki areal kantor Bupati, dipintu pagar jalur masuk dijaga ketat. Semula pintu pagar kantor Bupati, yang ditutup rapat, terpaksa harus rusak karena dijebol oleh kontraktor yang menggelar aksi demo. Sebelum pagar rubuh, sempat terjadi dorong-dorongan antara petugas kepolisian dan Satpol PP.
Massa kontraktor berhasil masuk. Hampir mencapai sekitar 150 kontraktor yang melakukan aksi. Secara bergantian, diatas mobil pick up L-300 dilengkapi sound sistem, mereka berorasi dan meminta agar Pemkab turut memperhatikan kontraktor lokal Bengkalis. Serta ada sejumlah rekanan yang juga menyalahkan kebijakan Bupati terkait dengan ULP Setdakab Bengkalis yang dibentuk.
Sementara pengawalan dari aparat kepolisian pun makin tetatnya. Polisi berseragam lengkap dengan atribut lengkap membentuk pagar betis dan membatasi gerak dari kontraktor yang melakukan aksi demo tepat dihalaman kantor Bupati. Hampir lebih kurang 2 jam, massa kontraktor melakukan orasinya, namun tak satupun pejabat dari Pemkab yang menyambut mereka.
Sekitar pukul 11.30 WIB, massa akhirnya disambut Sekdakab Bengkalis H. Asmaran Hasan, ditengah panasnya terik matahari. H. Asmaran Hasan menerima dan menampung aspirasi para kontraktor lokal. Pada prinsipnya, apa yang menjadi keluhan para kontraktor, khususnya kontraktor lokal akan disampaikan ke pimpinan daerah.
“Saya akan coba bawa keluhan kawan-kawan kontraktor ke pimpinan. Saya sebagai staf hanya bisa menjadi perpanjangan lidah dari rekan-rekan kontraktor. Artinya, apa yang menjadi keluhan kontraktor, khususnya kontraktor lokal akan saya sampaikan langsung ke Pak Bupati. Hasil dari laporan itu, nanti kita sampaikan juga ke lintas asosiasi,”terang H. Asmaran Hasan.
Dikatakan H. Asmaran, dirinya berdiri dihadapan rekan-rekan kontraktor bukan sebagai pejabat pengambil kebijakan atau keputusan, tapi sebagai staf dari pimpinan di Kabupaten Bengkalis. Asmaran mengatakan, jika apa yang dilakukan rekan-rekan kontraktor menunjukkan kepedulian terhadap kabupaten Bengkalis.
“Jangan sempat kita disini hidup dilumbung padi, tapi justru mati tidak makan. Jadi inilah yang menjadi masalah yang akan kita sikapi, dan kepedulian pemkab Bengkalis terhadap kontraktor-kontraktor lokal. Masalah ULP ini adalah tahap pertama, tahun 2012 ini melaksanakan dengan Unit Layanan Pelelangan (ULP),”kata H. Asmaran Hasan.
Diutarakan H. Asmaran Hasan, dalam aturan kepres 54 tahun 2010 tidak ada aturan yang membatasi rekanan lokal atau pun rekanan luar. Akan tetapi dengan keluhan ini, nantinya Pemkab akan coba mempertimbangkannya, bersama-sama dengan kepala daerah.
“Paling utama yakni, saya akan minta data, berapa jumlah perusahaan lokal dan berapa perusahaan luar yang mengikuti proses lelang di Bengkalis. Sehingga bisa disampaikan laporannya ke Bupati, serta diambil kebijakan-kebijakan oleh pak Bupati, kalau saya ini hanya sebagai staf yang menyampaikan,”katanya.
Usai melakukan aksi massa dihalaman kantor Bupati dan mendengarkan penjelasan dari Pemkab Bengkalis. Massa rekanan pun langsung meninggalkan kantor bupati dan menuju ke ULP Setdakab Bengkalis. Di ULP, massa kontraktor menyetop pelaksanaan ULP.(Rgc-di)
No comments:
Post a Comment