Arrow

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////


DPRD Minta Pemprov Proaktif Selesaikan Klaster Industri

Posted by Unknown ~ on ~ 0 comments


Pekanbaru,(Global)
Anjoknya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit Provinsi Riau  dari minggu ke minggu sangat disayangkan oleh DPRD Riau. Pasalnya,  TBS sawit di Riau sangat besar pengaruhnya dan bahkan saat ini sudah mengalahkan Sumatera Utara (Sumut. Semestinya, kondisi tersebut membuat pasar mengejar TBS di Riau, bukan Riau yang harus mencari pasarnya.

Oleh karena kondisi tersebut, anggota Komisi B, DPRD Riau, Mansyur HS, meminta agar Pemprov Riau untuk bisa lebih bijaksana menyikapi kendala yang merugikan masyarakat Riau. Bahkan, bila perlu  mendesak Pemprov agar segera menyelesaikan klaster Industri Hilir di Dumai dan Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir,ungkap H Mansyur Hs saat ditemui wartawan,Jumat (12/10).

Disampaikan H Mansyut, memang sangat disayangkan kondisi harga TBS di Riau ini yang selalu mengalami penurunan harga dari minggu ke minggu. Untuk itu saya Prihatin sebab Riau tidak punya kekuatan pemasar internasional dan tidak punya pabrik hilir. Solusi yang paling bagus adalah, dibuat pengelolaan industri hilir dan klaster industri di Dumai dan Inhil harus digesa, ujar  anggota Fraksi PKS di ruang Komisi B.

Sedangkan, lanjutnya, Dumai dan Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir sudah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan klaster industri hilir dari kelapa sawit di Riau. Seandainya program nasional sejak tahun lalu tersebut selesai, tentu akan memberikan dampak langsung kepada perekonomian Riau,jelasnya lagi.

Memang sampai di mana progresnya sekarang, sesungguhnya itu adalah gawean Pemprov Riau dan  Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Sementara kami di Dewan belum mengetahuinya. Namun yang jelas, kita mendesak agar kerugian pada masyarakat tidak terus terjadi,tegas H Mansyur lagi.

Ditambahkannya, Klaster Industri tersebut juga akan berfungsi menampung sawit masyarakat Riau. Sedangkan harga TBS tidak bakal mengalami penurunan tiap pekannya.

Selain itu, Mansyur juga menilai bahwa Riau berada dalam permainan bisnis internasional. Permainan tersebut mengapungkan isu kemanusiaan, lingkungan serta kualitas TBS Riau sendiri. Isu tersebut sengaja di mediakan di dunia internasional, karena Sumber altertif pengganti sawit belum ada yang bisa menyayangi. Sedangkan Riau punya potensi sumber sawit tersebut, dan bisa mengalahkan pasar negara penghasil sawit lainnya.

 "Kita dipermainkan luar negri dengan berbagai isu lingkungan, isu kualitas dan lain sebaginya,"tutupnya.(myo)


Related Posts

No comments: