Arrow

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////


Tim Riau Menangis Setelah Kandas Di Aerobic Gymnastic

Posted by Unknown ~ on ~ 0 comments


Masalah Internal

Pekanbaru,(Global)
Disebabkan adanya persoalan pribadi yang tak kunjung usai ditubuh Pengprov Persani Riau, sehingga berbuntut kepada prestasi atlet. Setelah Markoz, diusir saat pertandingan di nomor senam artistik, pekan lalu, pelatih senam aerobic, Rosita juga diancam oleh Sekretaris Pengprov Persani Riau, Abdur Raiz yang juga panitia pelaksana senam.

Dari berbagai persoalan pribadi antara pengurus provinsi Persani yang juga berperan sebagai panitia pelaksana senam dengan pelatih senam Riau, ternyata berbuntut pada prestasi atlet Riau. Dinomor aerobic, diharapkan tim mampu menambah pundi-pundi medali Riau, ternyata tim Riau kandas disemua nomor.

Dari 4 nomor yang dipertandingankan pada Cabor senam nomor Aerobic Gymnastik, Selasa (18/9) kemairn di Hall Senam, Sport centre, Rumbai, tak satupun medali yang berhasil dibawa pulang oleh Tuan Rumah Riau. Bahkan, atlet dan pelatih menangis ketika upacara penghormatan bagi sang juara.

Pantauan www.riau-global.com dilapangan, Rachida Nurul Sani, atlet berbakat yang berhasil menyabet perak dan perunggu di PON Kalimantan Timur, 2008 lalu, kini harus rela pulang dengan tangan kosong di kandang sendiri. Sejak siap tampil di nomor berpasangan, Rachida tak kuasa membendung air matanya.

Dikatakannya, tim Riau tak pernah dapat support dari Pengprov persani. Bahkan, Pengprov Persani tidak merestui tim Riau untuk tampil maksimal.

"Jangankan diapresiasikan, direstui saja tidak. bagaimana kami mau tampil maksimal,"ungkap Rachida sambil terisak.

Meskipun demikian, dia tetap komitmen untuk membela Riau untuk iven-iven selanjutnya. Namun, dia berrharap agar pengurus Persani Riau agar digantikan oleh orang-orang yang netral, yang mendukung prestasi demi nama dan kehormatan Riau.

"Untuk membela Riau saya tetap bertahan. Kalau pengprov tetap seperti ini, saya akan pertimbangkan. Komitmen memajukan daerah dari senam, pasti. Ya, saya minta pengprov persani dewasa dalam menyikapi berbagai persoalan. Dirumah sendiri perunggu aja tak dapat, sedangkan diluar kami banyak dapat penghargaan," ungkapnya lagi.

Sementara itu, Pelatih Komisi Teknis (Komtek) Aerobic Gymnastic Riau, Rosita mengungkapkan kalau ancaman pengurus provinsi Persani Riau yang datang via SMS padanya terwujud. Dijelaskannya, bahwa pengprov Persani tidak ingin tim Riau berprestasi sehingga tak menyupport tim, sehingga hal tersebut terealisasi.

"Kehendak Persani terwujud. Kami sebelumnya diancam. Sehingga hal tersebut berpengaruh bagi tim kami. ya, inilah perstasi kita, berada di posisi terakhir di setiap nomor pertandingan,"katanya dengan nada kecewa.

Bahkan, Rosita memforward SMS ancaman dari Sekretaris Pengprov Persani Riau, Abdul Raiz dengan nomor HP, 08126733933 yang berbunyi:

"Saya sudah dibuat malu begini, sy juga harus mengambil sikap, saya sudah kamu cerita-ceritakan kemana2, termasuk ke siska dan ke ibu Tuty Yamadriskalau makan uang saya diam, tapi sekarang ini saya harus buat sikap dan saya tidak akan menyiapkan sarana aerobic apapun yg terjadi, karena kalian sudah membuat saya malu dan tersinggung. jangan coba2"

Menanggapi SMS tersebut, Rosita juga membalas:

"Pak Raiz yang saya hormati, justri sy selalu menghormati dan menghargai Bpak dalam hal apapun,, Yang saya lakukan semata2 hanya buat kepentingan atlet persani yg selama ini saya urus sendiri. Bapak tak perlu mendengar gosip yg tak penting apalgi orang yang sudh kita keluarkan , dan bapak tidak perlu mengancam anak-anak dan Saya,, kesuksesan anak-anak atlet itu adalah kesuksesan bapak juga. kegagalan atlet dan kesuksesan menjadi tanggungjawab bapak juga sebagai Pengprov Persani. Dari awal saya tak pernah bapak ajak bicara masalah simulasi ini,"

Dijelaskan Rosita, sebelum bertanding sudah diancam Pengprov Persani. Padahal, Abdur raiz, selain sebagai Sekretaris Persani juga selaku Panpel, sedangkan penyebabnya persoalan pribadi yang merembes kepada perolehan medali tim.

Ketua bidang pembinaan Koni Riau, Sudarto juga mengaku kecewa dengan pengprov persani Riau. Bahkan, dia mengaku juga diancam oleh oknum pengurus Persani Riau, karena dikatakan ikut campur dalam persoalan senam.

"Padahal, untuk pembinaan dan lumbung medali, saya sebagai ketua bidang pembinaan di Koni Riau tentu punya hak untuk mengetahui sejauh mana perkembangan senam. untuk mengetahui hal tersebut, saya dikatakan ikut campur, sehingga saya diancam," terang Sudarto.

Dikataknnya, dari awal dia sudah memberikan informasi supaya tim mempersiapkan penyelnggaraan. Perlu diwaspadai, kata dia, supaya jangan sampai ada unsur yang sengaja memanfaatkan keberadaan wasit memihak kepada satu daerah.

"Sebetulnya yang menentukan wasit dan kewenangannya ada pada Panpel, bukan diserahkan sepenuhnya kepada PB, sepanjang panpel sendiri bisa menyiapkan wasit yang mempunyai sertifikasi untuk PON. Yang terjadi, justru panpel menyerahkan kepada teknikal delegate. Ternyata menunjuk wasit dari DKI Jkarta saja.Lihatlah, atlet mana yang berprstasi,"kata Sudarto.

Terkait persoalan internal, dia mengatakan bahwa sikap Pengprov persani tak bisa dibiarkan.

"Ini menjadi catatan untuk menjadi pertimbangan dan kajian koni. Karena ini menyangkut prstasi kita sendiri,"sebutnya.

Sementara itu, komisi teknik aerobik gymnastik PB Persani, yang juga berperan sebagai juri aerobic PON ini, Mona Nangleta menilai bahwa Riau hanya butuh support dari berbagai pihak. Pasalnya, dari amatan dia, Riau punya atlet yang jauh lebih berbakat. Namun, tampil di PON kali ini, menurutnya, Riau seperti kekurangan apresiasi.

"Riau sebetulnya hebat. Namun, mereka kelihatan kurang apresiasi. Padahal, untuk tampil bagus butuh tim yang padu dan kompak. Riau -pasti bisa berkembang bila banyak yang menyupport. Selain itu, Riau harus memperlebar jam terbangnya," ungkap Mona yang diwawancarai Harian Vokal, disela-sela kesibukannya sebagai juri.

Nomor yang dipertandingkan

Adapun nomor yang dipertandingkan, Selasa (18/9) atau hari terakhir cabor senam, adalah aerobic tunggal putra. Atlet Riau yang tampil Zainudin, yang hanya berhasil mengumpulkan nilai 16.800. Itu merupakan poin terendah dari 3 perserta lainnya. Sedangkan emas disabet oleh pesenam DKI Jakarta, Claudio Marselo, dengan poin 20.800. Medali perak diraih oleh pesenam Kalimantan Timur, Sugianto,F.Julian dengan poin 18.900 dan perunggu di dapat oleh pesenam asal Jambi, Windra lesmana dengan perolehan nilai 18.400.

Pada nomor aerobic Trio, Tim Riau juga berada diposisi terakhir dengan perolehan nilai 17.005, yang diperankan oleh 3 pesenam andalan, yakni Novan S, Abdurrahman dan meuthia S. Sedangkan peraih medali perunggu, tim Kalimantan Timur yang berhasiul mengumpulkan poin jauh di atas Riau, yakni 18.326. Di nomor ini perak di raih oleh tim Jawa tengah dengan perolehan nilai 19.350 dan emas diraih tim DKI Jakarta, dengan nilai 20.450.

Di nomor aerobic berpasangan, atlet Riau diperkuat Novan Suhandoko dan Sachida Nurul Sani tampil dengan nilai terendah, yakni 16.700. Sedangkan peraih perunggu berhasil disabet pasangan pesenam Jambi, dengan perolehan nilai 17.550. Peraih medali perak di dapat oleh pasangan pesenam kalimantan Timur dengan perolehan nilai 18.450 dan emas oleh juara bertahan, DKI jakarta dengan perolehan nilai, 20.050.

Di nomor tunggal putri, atlet Riau yang diandalkan adalah Titi pebrianti. Dia juga berhasil dikalahkan pesenam Jambi, veronica Siboea yang memperoleh medali perunggu. Nilai yang didapat pesenam Riau, Titi Pebrianti adalah 15.050 sedangkan pesenam Jambi mampu berada di atasnya, yakni 17.500.

Sementara peraih perak di pegang pesenam lampung, Umi Sri Haryani, dengan nilai 18.200 dan peraih medali emas masih tetap pesenam asal DKI Jakarta, Tyana Dewi Koesumawati, dengan nilai 19.850.

pada nomor aerobic tunggal putra, yang diandalkan dari Riau adalah Zainudin. Dari 4 peserta, Zainudin berhasil meraih nilai paling rendah, yakni 16.800. Sedangkan 3 pesaingnya, Windra Lesmana dari Jambi mampu menyabet perunggu dengan nilai 18.400. peraih medali perak di nomor ini dipegang Sugianto F. Julian pesenam asal kalimantan Timur dengan perolehan nilai 18.900 sedangkan emas masih dalam genggaman DKI Jakarta, dengan nilai 20.800. (Yp)


Related Posts

No comments: