Arrow

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////

MENUJU RIAU 1//////////////////////////////


Warga Duri Keluhkan PDAM Sering Macet

Posted by Unknown ~ on ~ 0 comments

PDAM Duri "Jual" Air Chevron

Duri,(Global)
Masyarakat Duri, Kecamatan Mandau,Kabupaten Bengkalis, selalu mengeluhkan keadaan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Duri, yang selalu macet-macet. Jikapun ada itupun airnya keruh dan lajunya airnya tidak begitu deras. Bisa dikatakan  PDAM Duri tidak melakukan tugasnya dengan baik yakni menyediakan fasilitas air kepada masyarakat

Keluhan pengadaan air PDAM Duri itu disampaikan oleh Achsil (63) warga Jalan Teratai, Duri, kepada www.riau-global.com melalui Handphonenya mengatakan, kami sangat dirugikan oleh pengadaan air PDAM Duri yang terkesan asal-asalan. Dimana, PDAM Duri tidak menampakan sebagai perusahaan daerah yang profesional seperti seringnya pendistribusian air yang selalu macet,keruh bahkan jikapun airnya ada tetapi deras airnya tidak kenjang,ujar bapak 4 orang anak itu.

"Padahal kami sangat     membutuhkan air dari PDAM itu jika air mati,  alamat terpaksa kita harus menimba air dari sumur seperti saat ini sudah terjadi bahkan ini sudah berjalan selama 1 (satu) bulan lebih,"ungkapnya dengan nada kesal. Jika dibiarkan hal ini terus terjadi alamat kita sangat dirugikan sekali,tegasnya.

Untuk itu, kita meminta kepada pihak yang terkait terutama Bupati Bengkalis untuk bisa mencarikan solusi dalam menangani krisis di PDAM Duri, jangan dibiarkan terus ini terjadi, pinta Achsil lagi.

Pembohongan Publik 
Publik  tak akan pernah tahu bahwa selama ini, air yang dijual oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) PT. Tirta Dharma milik Pemda Bengkalis kepada 8.700 an pelanggan, berasal dari PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Air yang disedot oleh PT Chevron dari aliran Sungai Rangau itu, sebagian dipasok ke Tirta Dharma.

Semula, bisnis air Tirta Dharma ini tak ada masalah. Maklum, aliran air ke rumah pelanggan masih lancar-lancar saja. Namun sejak bulan Agustus 2011 lalu, pasokan air mulai ngadat. Tirta Dharma sempat mengalirkan air ke rumah pelanggan, hanya pada malam hari. Sejumlah pelanggan pun protes atas pelayanan yang mulai tak membikin nyaman itu. Sebab demi membutuhi kebutuhannya, para pelanggan ini sudah harus mencari alternatif lain.
Makin hari, persoalan kian runyam. Kepala PDAM Tirta Dharma, Sukarasna menuding, faktor alam lah yang menyebabkan pasokan air melorot tajam. Kemarau panjang telah membikin deit air sungai rangau menyusut. Dan ini pula lah yang membuat distribusi air kepada pelanggan yang tadinya 150 liter per detik, mau tak mau diturunkan menjadi 100 liter per detik.

Kalau bulan Agustus Tirta Dharma membikin aturan cuma mengalirkan air pada malam hari, sejak sepekan sebelum lebaran lalu, perusahaan ini sudah membikin aturan baru. Memakai aturan bergilir, layaknya pemadaman listrik giliran oleh PLN.

Akibat peraturan baru ini, pelanggan kembali dibikin kelimpungan. Tetangga yang kebetulan punya sumur sendiri, terpaksa diburu, demi memenuhi kebutuhan air. Itu bila pelanggan yang kebetulan bertetangga dengan rumah yang punya sumur. Kalau tidak?

Sejatinya, Pemkab Bengkalis jauh-jauh hari sudah membuat pertimbangan yang matang tentang masa depan bisnis nya ini. Kalau mau jualan air, tentu kudu bisa mencari sumber air yang minimal tak akan kekeringan amat apabila musim kemarau melanda.

Lalu perkiraan pertambahan jumlah pelanggan per tahun, atau minimal per semester juga musti menjadi pertimbangan yang matang. Sebab Kota Duri dan beberapa kawasan yang berbatasan langsung dengan Kota Duri, perkembangannya kian pesat.

Dua hal ini niscaya tidak akan menjadi persoalan. Sebab secara anggaran, Pemkab Bengkalis punya anggaran lebih dari cukup hanya untuk melancarkan bisnis air ini. Sebab APBD Bengkalis, selalu berada di kisaran Rp. 3 triliun.

Tapi yang terjadi justru hal yang mencengangkan. Pemkab Bengkalis lewat Tirta Dharmanya, dengan beraninya dagang air  modal ‘pemberian’ pihak lain. Ini benar-benar bisnis yang tak masuk akal dan tentunya sangat memalukan.
Bisnis semacam ini musti segera dihentikan. Bupati Bengkalis Herliyan Saleh yang baru setahun memimpin, harus segera menata kembali Tirta Dharma. Menata kembali sistim manajemen dan membentuk tim khusus untuk mencari sumber air baru. Sebab mengandalkan air ‘pemberian’ Chevron, apalagi untuk dijual justru akan membikin masyarakat Mandau kian terluka.
Rencana membikin waduk sendiri untuk menampung air adalah langkah bagus. Namun kalau cuma membikin waduk, bukan solusi bagus. Sebab yang menjadi persoalan adalah sumber air. Bukan tempat menyediakan air.

Aparat penegak hukum juga musti melek dengan bisnis semacam ini. Sebab bukan tidak mungkin ada yang salah dalam perjalanan bisnis ‘pemberian’ air yang sudah berjalan selama ini. Dan Chevron, ada baiknya terbuka tentang air yang selama ini disuplay ke Tirta Dharma. Sebab segudang pertanyaan telah muncul. 

Apakah air diberikan cuma-cuma, atau dijual ke Tirta Dharma? Kalau diberikan cuma-cuma, dua jempol untuk Chevron.
Sebab Chevron telah rela menanggulangi sendiri, mudah-mudahan tidak dibebankan pada cost recovery --- pajak air permukaan demi masyarakat Mandau-Pinggir. Kalau air itu ada hitung-hitungannya, tentu ini akan lebih dipertanyakan lagi. Bahwa Chevron telah melakukan bisnis sampingan; menjual air kepada pihak lain, layaknya menjual energi listrik kepada Badan Operasional Bersama (BOB) Bumi Siak Pusako (BSP), perusahaan daerah yang menggarap ladang minyak di Coastal Plains Pekanbaru Blok (CPP Blok).(Rgc)


Related Posts

No comments: