Pekanbaru,(Global)
Hingga Bulan Mei 2012 ini, terjadi penurunan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 104.75 atau turun 0,60 persen. Angka ini cukup berbanding dari NTP April 2012, yang mencapai 105,38.
Penurunan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani anjlok sebesar 0,38 persen. Sementara indeks yang harus dibayarkan mengalami kenaikan 0,12 persen,demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Mawardai Arsyad Msi kepada wartawan, Jumat (1/6) lalu.
Selain dihadiri Kepala BPS Riau, acara prelease bulanan BPS itu juga dihadiri oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi Dewi Kristiani dan beberapa staf lainnya.
Selain menyorot, soal Nilai Tukar Petani, juga disebutkan untuk Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPTP) tercatat sebesar 114.25 dan NTP Holtikultura sebesar 118.09. Sedangkan NTP Perkebunan rakyat lepas pada level 101,12. Untuk NTP Peternakan terjadi nilai tukar mencapai 101,12 dan 89,81 bagi NTP Nelayan.
Dan komoditas lain penyebab turunnya indeks harga yang diterima petani juga terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang diakibatkan turunnya harga karet sebesar 1,24 persen, kelapa sawit sebesar 0,40 persen.
Sementara itu kenaikan harga tertinggi yang dibayar petani terjadi pada susbsektor tanaman perkebunan rakyat yang disebakan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi kebutuhan rumahtangga seperti minyak tanah dengan andil sebesar 0,11 persen, tenggiri 0,10 persen, komoditi udang 0,07 persen, kentang sebesar 0,06 persen, rokok kretek, ikan kembung, bawang merah dan ika selar yang masing masing terjadi penurunan mencapai 0,03 persen.
“Subsektor tanaman perkebunan rakyat akibat naiknya kebutuhan rumahtangga yang cukup melambung , menjadi penyumbang tertinggi indeks harga pembayaran petani,”sebut Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad, disela-sela kegiatan ekspos.
Dan dampak dari terjadinya penurunan indeks, itu masih menurut Mawardi, berakibat pada terjadinya inflasi dikawasan pedesaan di Propinsi Riau yang mencapai angka 0,13 persen hingga bulan Mei 2012. Dimana Kondisi ini sangat berat dirasakan oleh warga desa dimana penyebab inflasi yakni terjadi akibat naiknya harga indeks pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga komplek perumahan sebesar 0,86 persen,kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau mencapai 0,45 persen, kelompok sandang pada level 0,29 persen, bidang kesehatan sebesar 0,08 persen serta rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen.
Untuk 2 kelompok lagi yang juga mengalami penurunan yakni pada kelompok transportasi dan komunikasi yang menyentuh angka 0,27 persen. Penurunan juga terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,13 persen,tambah Mawardi.
Mengacu dari indeks tercatat dari NTP Petani dapat disimpulkan bahwa telah terjadi inflasi di kawasan pedesaan di Propinsi Riau pada bulan Mei 2012 yang mencapai angka 0,13 persen dengan perbandingan inflasi”year-on-year”(antara Mei 2012 terhadap Mei 2011) jatuh pada kisaran 4,22 persen dan inflasi komulatif (Mei 2012 terhadap Desember 2011) mencapai titik 1,44 persen. (Rgc-Asp)
No comments:
Post a Comment